Sejak awal tahun 2021, vaksinasi Covid-19 di Indonesia mulai dilaksanakan dengan target awal tenaga kesehatan, petugas pelayanan publik, dan lansia.
Awalnya saya kira pelaksanaan vaksinasi tidak berjalan dengan lancar, karena banyak isu miring di luar sana yang menceritakan kejadian buruk setelah seseorang menerima vaksin Covid-19.
Akan tetapi, keraguan tersebut dibantahkan oleh nenek saya yang mengikuti program vaksinasi di RS Duren Sawit, Jakarta Timur.
Beliau mendapatkan kesempatan untuk menerima vaksin karena usianya sudah 75 tahun dan tergolong lansia.
Nenek saya mengikuti program vaksinasi pada 8 Maret 2021. Beliau bersama tetangga lainnya mendatangi RS Duren Sawit pada pukul 05.50 WIB. Ternyata sampai di sana, antrean vaksinasi sudah mulai mengular.
Saya tidak menyangka antusiasme warga lansia di daerah Duren Sawit dan sekitarnya sangat tinggi untuk mengikuti vaksinasi Covid-19. Terbukti nenek saya mendapatkan nomor panggilan 156, padahal matahari pagi belum sepenuhnya bersinar.
Beliau juga menceritakan bahwa alur vaksinasi terbagi menjadi dua, yaitu untuk lansia dan khusus lansia disabilitas. “Banyak yang pakai kursi roda atau dituntun petugas untuk divaksin,” ungkap nenek saya menceritakan pengalamannya.
Pelaksanaan vaksinasi di RS Duren Sawit juga memuaskan. Petugas RS Duren Sawit cukup banyak dan bersikap sangat ramah melayani warga lansia, sehingga nenek saya tidak kebingungan di sana.
Tidak hanya itu, ketersediaan kursi juga sangat banyak sehingga warga dapat duduk dengan tertib di tempat yang disediakan.
Prosedur vaksinasi yang dilaksanakan oleh nenek saya dimulai dari pengecekan data, pengecekan kesehatan seperti mengecek tensi darah, dan pelaksanaan vaksinasi.
Setelah melaksanakan vaksinasi, nenek saya diminta untuk menunggu selama 30 menit untuk melihat adanya efek samping atau tidak.
Sayangnya, terdapat keluhan dari nenek saya karena petugas yang menyuntikkan vaksin kurang handal, sehingga menimbulkan bekas kebiruan di lengannya.
Setelah vaksinasi pertama dilaksanakan, nenek saya diberi sertifikat lewat SMS dan dihubungi melalui WhatsApp untuk tanggal dan jam pelaksanaan vaksinasi tahap kedua.
Nenek saya mengikuti vaksinasi tahap kedua pada 6 Maret 2021. Menurut beliau, vaksinasi tahap kedua lebih nyaman dibandingkan sebelumnya.
Beliau tidak perlu mengantre karena sudah mendapatkan informasi jam via WhatsApp beberapa hari sebelumnya.
Petugas yang menyuntikkan vaksin juga lebih baik dari tahap pertama karena tidak menimbulkan bekas. Selebihnya prosedur vaksinasi tetap sama seperti tahap pertama.
Saya berharap dengan adanya cerita ini, dapat menurunkan keraguan masyarakat untuk menerima vaksinasi Covid-19. (IRA)