Pemerintah tidak henti-hentinya mensosialisasikan protokol kesehatan sebagai pencegahan penularan Covid-19, yaitu 3M (memakai masker, mencuci tangan atau menggunakan handsanitizer, menjaga jarak dan menghindari kerumunan).
Namun, tidak jarang hal ini hanya dianggap formalitas belaka. Apalagi di tempat umum dan terbuka, masyarakat terkadang acuh atau melupakan protokol kesehatan, terutama mengenai menjaga jarak.
Selama beberapa bulan kebelakang, masyarakat diminta untuk melakukan kegiatannya dari rumah, misalnya bekerja dan sekolah. Hal ini memang membuat pikiran menjadi penat, karena berada pada suasana dan tempat yang sama setiap harinya.
Hal ini juga yang mungkin menimbulkan keinginan untuk pergi ke tempat wisata saat hari libur, padahal bukan masa liburan.
Akhir pekan panjang lalu, saya melihat antrian panjang kendaraan di jalur tempat wisata di daerah Lembang yang akhirnya menimbulkan kemacetan.
Banyak juga plat nomor kendaraan dari luar kota. Terlihat pula banyak orang yang berlalu lalang di depan dan di dalam tempat wisata tersebut.
Tempat wisata ini menimbulkan kerumunan. Seakan hari normal, para pengunjung biasa saja walaupun tempat itu dipenuhi banyak orang.
Protokol untuk menjaga jarak terabaikan di tempat wisata yang padat pengunjung.
Tempat wisata ini memang menerapkan dan menyediakan fasilitas protokol kesehatan, misalnya pengecekan suhu tubuh pengunjung, petugas dan pengunjung memakai masker, dan menyediakan wastafel untuk mencuci tangan serta menyediakan handsanitizer.
Namun, protokol kesehatan untuk menjaga jarak mungkin agak sulit untuk diterapkan, karena hal ini juga harus timbul dari kesadaran diri para pengunjung.
Kita perlu menumbuhkan lagi kesadaran diri mengenai protokol kesehatan ini. Terlebih lagi jika kita akan bepergian ke tempat umum, dimana bukan hanya keamanan diri kita yang harus dijaga tapi juga orang lain.
Diperlukan juga ketegasan dari pihak pengelola tempat wisata tersebut, dan Satgas Penanganan Covid-19 setempat mengenai hal ini.
Masyarakat perlu diingatkan dan diberi edukasi agar mereka selalu ingat dan menyadari pentingnya protokol kesehatan di masa pandemi. (IRA)