Hari Jumat 26 Mei 2017 pukul 11.00, saya ke BNI Bantar Gebang untuk mengurus kartu ATM saya yang rusak dan tidak dapat terbaca di mesin ATM. Kemudian jawaban customer service kurang memuaskan. Katanya ATM masih aktif, tetapi harus diganti dan harus ada buku tabungannya. Saya butuh tarik tunai segera dan buku tabungan saya berada di Magelang.
Padahal kedua kakak saya pernah mengalami hal serupa. Malah ATM-nya hilang dan buku tabungannya berada di Kalimantan. Saya pun bertemu pimpinan BNI Bantar Gebang. Jawabannya, "mau ambil uang berapa sih?". Bukan soal nominalnya tetapi urgent-nya.
Saya juga menceritakan soal kakak saya yang pernah mengalami hal serupa dan dibantu oleh Manager di daerah Jakarta Barat. Lalu jawaban Ibu pimpinan ini, "tidak mungkin itu, pasti tidak sesuai prosedur". Saya langsung telepon kakak saya dan speaker untuk bukti tetapi jawabannya "saya tidak bisa bicara".
Kenapa tidak bisa bicara, padahal tadi beliau bisa bicara panjang lebar dan menolak membantu saya. Akhirnya beliau bilang, "ini ATM-nya rusak di mana? Coba di ATM kami pasti bisa". Lalu saya coba di ATM BNI Bantar Gebang dan memang tidak bisa terbaca. Jawaban pimpinannya, "ini memang rusak, buku tabungannya dikirim via JNE saja, nanti Senin kami bantu bikinkan ATM".
Saya butuh segera, semua uang saya ada dalam ATM ini dan customer service maupun Pimpinan menolak membantu. Padahal ATM dan nomor rekening milik saya, ada KTP dan saya bersedia membuat surat bermaterai. Terima kasih kebijakan BNI Bantar Gebang yang tidak memberi solusi untuk memudahkan nasabah yang ATM-nya rusak .