Saya adalah pelanggan setia produk Hewlett Packard, dari laptop, printer, sampai tintanya. Saya selalu membeli cartridge yang original. Tetapi rasa puas itu hancur, karena bagi saya Hp terlalu meremehkan garansi yang dikeluarkannya sendiri. Pekerjaan saya sebagai seorang pendidik pun menjadi sangat terganggu.
Berawal pada tanggal 30 April 2017, saya membeli cartridge HP 678 black untuk printer HP deskjet 1515 di Paperclip, Sun Plaza, Medan. Saya telah mengganti cartridge sendiri tak kurang dari empat kali, tidak pernah ada masalah. Karena entah faktor apa, cartridge saya ini bermasalah. Ketika dihubungkan ke laptop, ia menampilkan pesan bahwa cartridge hitam tersebut tidak kompatibel dan mohon diganti dengan produk yang original.
Sebagai pelanggan yang baik, saya berusaha cari solusi di internet, siapa tahu masalahnya ialah masalah teknis printer saya. Saya melakukan ini hampir sampai jam 04.00, saya angkat tangan lalu berusaha menghubungi nomor HP yang tertera di kotak bungkusannya. Mencari nomor Customer Service HP pun ternyata bukan hal yang mudah. Saya harus tersesat dulu ke website besar HP. Susah payah saya mendapat nomor 021-29759210.
Saya dilayani oleh customer service bernama Lucky. Dia menyarankan saya melakukan configuration page test sekaligus beberapa prosedur. Saya sudah kooperatif melakukan apa yang dia minta, bahkan berinisiatif mengirimkan hal-hal lain yang mungkin penting seperti foto penampilan cartdige, setruk belanja di Paper Clip, dan pesan yang diterima laptop. Hasilnya nihil. Setelah didesak bahwa masalah terdapat pada cartridge, hampir satu minggu baru Mas Lucky bersedia untuk meminta saya melakukan penggantian tinta di alamat yang dia berikan.
Meninggalkan murid-murid saya berarti meninggalkan tanggung jawab saya. Hal itu saya lakukan dengan berat hati. Pada tanggal 12 Mei 2017, saya pergi ke ARC, Kompleks Asia Mega Mas Blok N No.30, alangkah ajaibnya kantor ini telah pindah dan saya tidak diberitahu karena pihak HP sangat kacau sistem informasinya. Lokasi yang benar adalah Komplek MMTC Jl.Williem Iskandar Blok C No.9.
Info ini saya dapatkan atas inisiatif sendiri bertanya di HP Service Centre yang kebetulan berada di Jl.Asia. Sampai di ARC, di detik-detik pegawainya mau pulang kerja. Saya bertemu dengan Budi, teknisi khusus masalah tinta HP. Dia berkata, tidak usah membawa kotak dus pembelian, struk, maupun hasil tes configuration page, cukup tunjukkan dan siap ditukar, dengan catatan berlaku seminggu yang lalu.
Dia sama sekali tidak mau menerima tinta yang ada di tangan saya, yang saya jaga dengan baik diselotip karena inisiatif saya bertanya ke Mas Lucky. Perasaan hati kala itu bagai disambar petir lalu diguyur hujan sempoyongan, karena mimpi buruk saya jadi kenyataan. Garansi HP hampir sekadar berbicara di kotak bungkusannya yang apik itu, dan garansi bernilai nol.
Ujung-ujungnya saya disuruh membeli cartridge yang baru apabila sudah membutuhkan. Intinya saya disuruh mencari solusi sendiri dan seperti ditinggalkan! Analoginya adalah apabila mobil kita rusak, lalu kita hendak klaim garansi, apakah bijak meminta pelanggan membeli mobil baru dulu untuk membuktikan mobil yang lama rusak.
Bukan pengendaranya yang bodoh, apalagi untuk dipakai dulu, nanti kalau mobil yang sudah diklaim datang mau diapakan? Analogi ini tidak berlebihan, berarti saya masih menganggap produk Hewlett Packard layak dibandingkan dengan mobil yang tangguh dan harganya tidak tergolong murah. Pada tanggal 18 Mei 2017, saya diminta ke HP Service Center, Jl.Asia No.360 F, untuk melakukan klaim.
Klaim yang dimaksud bukan penggantian langsung di tempat seperti prosedurnya, melainkan pihak HP Service Center hanya sebagai pembantu menyalurkan tinta yang bermasalah ke Jakarta. Karena sebagai pihak pembantu dan bukan yang bertanggung jawab, pihak HP Service Center tidak bisa berkata banyak dan lagi menawarkan untuk membeli dulu yang baru, sebab sekitar 2-3 minggu baru tinta diganti.
Jadi bingung, masalah seperti ini siapa yang urus, kantor mana, bagian apa? Apakah HP terlalu luas sampai nadi-nadi yang terkecil tidak terurus lagi? Sampai hari ini 30 Mei 2017, genap sudah satu bulan persoalan ini melanda saya, dengan ganjaran kepala pusing, pekerjaan terbengkalai, merasa bersalah pada murid-murid, rugi ongkos ke sana kemari, pulsa, mencetak di toko fotokopi yang mahal, dan repotnya menulis surat pembaca ini!
Saya tidak tahu lagi apa maunya HP. Segala rasa kecewa sudah terbangun sangat kokoh, sedalam samudera. Untuk itu pembaca sekalian harap bisa menarik kesimpulan yang bijak untuk menentukan membeli printer dan tinta yang mana. Terima kasih.