Surat Pembaca
Perumnas

Pembangunan Apartemen Terhenti, Tidak Ada Kejelasan Pengembalian Uang

Kamis, 2 Juli 2020 | 09:31 WIB

Saya ingin menyampaikan keluhan sebagai konsumen dari pembelian apartemen Sentraland Santorini di Medan Area, Sumatera Utara di bawah manajemen Perumnas. Pembelian atas nama istri saya Sulastri.

Adapun kronologinya sebagai berikut, pada 16 Maret 2017 saya melakukan panjar untuk pembelian apartemen tipe studio. Pembayaran dilakukan dengan cicilan Down Payment (DP) hingga 20 (dua puluh) kali.

Januari 2019 pembangungan apartemen Sentraland Santorini tidak kunjung dilanjutkan. Saat ditelepon infonya akan dilanjutkan. Namun kemudian manajemennya terus berganti, dan pembangunan tidak kunjung dilanjutkan hingga Februari 2020. Kemudian kami melakukan permohonan pembatalan dan pengembalian uang, karena pihak manajemen Medan atas nama Bapak Nanto tidak dapat memberikan kabar kepastian serah terima yang jelas.

Pada 27 Juni 2020 saya mengirimkan email keluhan kepada YLKI. Namun sampai saat ini belum ada kejelasan pengembalian uang. Nomor telepon pihak yang memproses pengembalian uang yang diberikan oleh Bapak Nanto tidak dapat dihubungi.

Pada prinsipnya, konsumen atau pengguna dari suatu produk barang atau jasa itu dilindungi UU Perlindungan Konsumen. Tapi kenyataannya sampai sekarang, Perumnas terus menjual apartemennya via media sosial yang sudah hampir dua tahun tidak ada tindak lanjut pembangunan. Sementara uang konsumen yang meminta pengembalian juga tidak kunjung diproses. (IRA)

Kurniady
Jl. Sampali, Medan Area
Kirimkan Surat Anda
Login atau Register terlebih dahulu untuk mengirim surat Anda. Lihat syarat dan ketentuan di sini.
Surat Pembaca
Lihat Semua
Tanggapan Lain
Lihat Semua
TRAVELOKA & CIMB NIAGA
Kecewa Dengan Pelayanan Traveloka dan CIMB
Lazada Indonesia
Saldo Ditahan dan Toko Ditutup oleh Lazada
Lazada Indonesia
Kecewa Akun Seller Center Lazada Dibatasi, Dikenakan Pelanggaran dan Banding Ditolak
Panin Dai-Ichi Life
Lamanya Proses Klaim Asuransi Kematian Panin Dai-Ichi Life
First Media
Sulitnya Proses Berhenti Layanan Televisi First Media